Hari ini berita di tv dan koran dipenuhi berita demo menolak
kenaikan harga BBM, seorang sahabat menanyakan pendapat saya apakah setuju
dengan dinaikkannya harga BBM ini? Hmm.. saya menolak berkomentar, bukan karena
males komentar tapi memang karena saya tidak paham masalah ini hahaa.. saya
percayakan masalah ini pada wakil-wakil saya di pemerintahan sana.
Kemudian seorang teman memprovokasi saya supaya ikut protes, kita tidak boleh
tinggal diam dengan ketidakadilan ini, diperlukan banyak orang untuk turun ke
jalan untuk merubah keputusan pemerintah, karena bila tidak, kita akan terus
diperlakukan tidak adil oleh pemerintah yang sewenang-wenang ini. Hey..darimana
dia tau saya tinggal diam ya? Teringat nasehat dari seorang guru yang saya
kagumi “Jangan gigit apel lebih besar dari yang bisa kamu kunyah” daripada saya
mengomentari keputusan pemerintah yang tidak saya mengerti, mungkin lebih baik
saya pokuskan pikiran bagaimana menambah pendapatan, dan apa yang bisa saya
lakukan untuk membuat istri dan keluarga bahagia. Karena saya percaya negara
yang makmur tercapai apabila masing-masing keluarganya makmur. Banyak saya
perhatikan orang yang berteriak-teriak marah memprotes keputusan pemerintah,
padahal beras untuk makan besok dia tidak punya, biaya sekolah anaknya juga
masih belum di bayar. Kenapa dia tidak gunakan waktunya untuk bekerja keras,
bukannya mengikuti perkembangan berita tv yang terbukti membuatnya semakin
marah. Cape dehh..
Memang ada sebagian teman yang menganggap keputusan ini
salah, ada juga yang membenarkan keputusan ini.
Saya setuju pendapat teman-teman yang membenarkan keputusan
dinaikkan harga BBM ini, karena menurutnya subsudi BBM tidak tepat sasaran. Saat
berita kenaikan BBM ini dikabarkan, saya sempat perhatikan di SPBU yang antre
ternyata bukan mobil angkot dan sederhana saja yang ngantre, tetapi mobil
pribadi seperti Jass, Avansa, BMW, dan banyak lagi mobil milik orang kaya juga
ikut antre. Sedangkan demo yang mengatasnamakan membela masyarakat miskin
padahal masyarakat miskin dilingkungan saya tidak punya kendaraan.
Namun saya juga setuju pendapat teman-teman yang tidak
setuju dengan kenaikan ini, karena kenaikan BBM akan menyebabkan kenaikan harga
sembako, saat harga sekarang aja sembako tidak terbeli apalagi nanti naik lagi,
kasihan masyarakat kecil. Apalagi ada yang berpendapat negara Indonesia
ini penghasil minyak, namun kenapa harga BBM mahal. Jadi gimana
kalo demonya untuk memerangi kemiskinan dan kebodohan aja? demo untuk mencari solusi, bukan saling menyalahkan.
Demonstrasi memang tidak dilarang oleh pemerintah, dan ini
adalah ciri dari negara demokrasi yang rakyatnya bebas menyampaikan aspirasi. Asalkan
tidak anarkis dan melakukan perusakan yang merugikan masyarakat lain. Sebagai
mantan mahasiswa yang saat muda dulu pernah juga ikut demonstrasi (meskipun cuma
ikut-ikutan teman hehee..) saya bisa membayangkan bagaimana marahnya demonstran
yang aspirasinya tidak di dengar pemerintah. Tidak bisa dipungkiri berita
televisi dan koran saat ini dipenuhi berita pejabat yang korupsi, mungkin hal
ini yang mengikis kepercayaan masyarakat terhadap apapun keputusan pemerintah.
Buat Bumblebee saya yang tangkinya bisa nampung banyak BBM, sementara jagain garasi aja ya.. jangan touring dulu. |