Kamis, 29 Maret 2012

Kenaikan harga BBM


Hari ini berita di tv dan koran dipenuhi berita demo menolak kenaikan harga BBM, seorang sahabat menanyakan pendapat saya apakah setuju dengan dinaikkannya harga BBM ini? Hmm.. saya menolak berkomentar, bukan karena males komentar tapi memang karena saya tidak paham masalah ini hahaa.. saya percayakan masalah ini pada wakil-wakil saya di pemerintahan sana. Kemudian seorang teman memprovokasi saya supaya ikut protes, kita tidak boleh tinggal diam dengan ketidakadilan ini, diperlukan banyak orang untuk turun ke jalan untuk merubah keputusan pemerintah, karena bila tidak, kita akan terus diperlakukan tidak adil oleh pemerintah yang sewenang-wenang ini. Hey..darimana dia tau saya tinggal diam ya? Teringat nasehat dari seorang guru yang saya kagumi “Jangan gigit apel lebih besar dari yang bisa kamu kunyah” daripada saya mengomentari keputusan pemerintah yang tidak saya mengerti, mungkin lebih baik saya pokuskan pikiran bagaimana menambah pendapatan, dan apa yang bisa saya lakukan untuk membuat istri dan keluarga bahagia. Karena saya percaya negara yang makmur tercapai apabila masing-masing keluarganya makmur. Banyak saya perhatikan orang yang berteriak-teriak marah memprotes keputusan pemerintah, padahal beras untuk makan besok dia tidak punya, biaya sekolah anaknya juga masih belum di bayar. Kenapa dia tidak gunakan waktunya untuk bekerja keras, bukannya mengikuti perkembangan berita tv yang terbukti membuatnya semakin marah. Cape dehh..
Memang ada sebagian teman yang menganggap keputusan ini salah, ada juga yang membenarkan keputusan ini.
Saya setuju pendapat teman-teman yang membenarkan keputusan dinaikkan harga BBM ini, karena menurutnya subsudi BBM tidak tepat sasaran. Saat berita kenaikan BBM ini dikabarkan, saya sempat perhatikan di SPBU yang antre ternyata bukan mobil angkot dan sederhana saja yang ngantre, tetapi mobil pribadi seperti Jass, Avansa, BMW, dan banyak lagi mobil milik orang kaya juga ikut antre. Sedangkan demo yang mengatasnamakan membela masyarakat miskin padahal masyarakat miskin dilingkungan saya tidak punya kendaraan.
Namun saya juga setuju pendapat teman-teman yang tidak setuju dengan kenaikan ini, karena kenaikan BBM akan menyebabkan kenaikan harga sembako, saat harga sekarang aja sembako tidak terbeli apalagi nanti naik lagi, kasihan masyarakat kecil. Apalagi ada yang berpendapat negara Indonesia ini penghasil minyak, namun kenapa harga BBM mahal. Jadi gimana kalo demonya untuk memerangi kemiskinan dan kebodohan aja? demo untuk mencari solusi, bukan saling menyalahkan.
Demonstrasi memang tidak dilarang oleh pemerintah, dan ini adalah ciri dari negara demokrasi yang rakyatnya bebas menyampaikan aspirasi. Asalkan tidak anarkis dan melakukan perusakan yang merugikan masyarakat lain. Sebagai mantan mahasiswa yang saat muda dulu pernah juga ikut demonstrasi (meskipun cuma ikut-ikutan teman hehee..) saya bisa membayangkan bagaimana marahnya demonstran yang aspirasinya tidak di dengar pemerintah. Tidak bisa dipungkiri berita televisi dan koran saat ini dipenuhi berita pejabat yang korupsi, mungkin hal ini yang mengikis kepercayaan masyarakat terhadap apapun keputusan pemerintah.

Disaat banyak orang yang menyalahkan pemerintah, ada juga yang menyalahkan demonstran yang anarkis, saya memilih menyalahkan diri sendiri. Bila suatu hari nanti saya tidak bisa membeli BBM itu berarti sayalah yang salah karena tidak membangun kemampuan membeli, bukan pemerintah yang korupsi, bukan pula orang lain. 
Buat Bumblebee saya yang tangkinya bisa nampung banyak BBM, sementara jagain garasi aja ya.. jangan touring dulu.

Tidak ada komentar: