Pada awalnya istri selalu
kawatir bila saya nonton ceramah atau mimbar agama lain di televisi, dia takut
keyakinan saya terganggu dan kemungkinan terburuknya saya pindah agama. Hehee…
Dengan penuh kasih sambil
membelai rambutnya saya katakan:
“Darl.. Masak kita takut
dengar khotbah agama lain karena takut terganggu iman kita? Berarti kita lemah
dong!”
Memang pembicaraan mengenai
agama sangat sensitif, banyak teman saya berdebat masalah perbedaan agama,
malah pernah saya dengar berita perang karena agama. Itu sebabnya saya sangat
kagum dengan lirik lagu John Lennon “And no religion too - Imagine all the
people living life in peace” meskipun ada teman yang tidak setuju dengan kata
“tanpa agama” ini, dengan alasan dengan beragama aja kehidupan manusia banyak dosa,
apalagi tanpa agama? Hmm.. awalnya saya ingin adu argumen dengan teman saya
ini, tapi saya teringat pesan seorang guru bila agama itu bukan untuk
diperdebatkan, jadi saya pilih mengalah dan mengijinkan dia menang. Salah satu
penyebab perdebatan agama adalah menganggap agama sendiri paling benar, apakah
ini berarti agama lain salah? Seorang guru spiritual yang saya kagumi
mengajarkan saya untuk memahami kata “Agama saya tidak lebih baik dari
agama anda” bukan berarti agama saya lebih jelek, tetapi ini salah satu
penyebab perdebatan karena sama-sama merasa agamanya terbaik dan merasa diri
paling benar.
Teringat pesan seorang
sahabat, bila kita terlalu religius kita akan sulit diterima masyarakat umum
yang beragam agama. Itu sebabnya di profil facebook pada kolom agama saya isi :
“The Religion of Love, Spirituality that Transcends All Man-made Dogmas and
Religious Barriers”.
Sampul buku "7 Keajaiban Rezeki" |
Itu sebabnya saya tidak
kawatir bila membaca buku “7 Keajaiban Rezeki” yang ditulis Ippho Santosa, sebuah
buku yang banyak mengutip kitab suci Al-Quran. Dalam buku ini saya melihat
perbedaan sudut pandang dari penulis, banyak saya lihat tokoh agama mengutip
ayat-ayat suci agamanya untuk membuktikan dirinya benar. Tetapi melalui buku
ini Ippho menceritakan fakta-fakta yang membuktikan bahwa ayat suci itu benar. Hmm..
sangat berbeda.
Ippho Santosa (pakar otak kanan) |
Siapa Ippho Santosa?
Awalnya secara tidak sengaja
saat buka sosial media Twitter, ada seorang teman menyarankan untuk mem-follow
@ipphoright , katanya twit-twitnya keren. Benar saja, twit-twitnya berbeda
dengan yang lain, hal itu membuat saya penasaran sampai mencari page-nya di
facebook dan me-like page ‘7 Keajaian Rejeki’. Setiap membaca status-status di
facebook ini saya menjadi semakin penasaran, dan beruntung sekali saya mendapat
ijin dari istri untuk membeli buku yang harganya cukup menguras dompet istri..
hehee.. terimakasih ya Darl..
Berasal dari keluarga
sederhana yang terlahir di Pekanbaru, dari kecil penulis memiliki banyak sekali
kelemahan-kelemahan, seperti sakit-sakitan sejak SD sampai SMA, saking lemahnya
dia sering pingsan saat olah raga atau upacara bendera. Dia minder, bodoh
bahasa inggris, tidak berani tampil dan kuper. Namun dia bertekad untuk
berubah, dan berkat pertolongan Yang Maha Kuasa dia berhasil menjadi seperti
sekarang. Dari bodoh bahasa inggris dia sempat menjadi penterjemah PBB, dosen
kelas internasioal. Dari minder sekarang menjadi pembicara seminar dan
berpengaruh. Dari miskin menjadi memiliki beberapa bisnis.
Dalam buku ini menceritakan
keajaiban yang direngkuh dari pengalaman pribadi penulis dan orang-orang di
sekitar penulis. Adapun 7 Keajaiban itu adalah:
- Sidik Jari Kemenangan
- Sepasang Bidadari
- Golongan Kanan
- Simpul perdagangan
- Perisai Langit
- Pembeda Abadi
- Pelangi Ikhtiar
Berikut ijinkan saya menulis
sedikit kesimpulan dari yang saya baca, bila tidak tepat silahkan kritik
singkongnya..hehee
1. Sidik Jari Kemenangan
Seperti sebuah sidik jari, saya sebagai manusia adalah unik. Saya berbeda dengan manusia yang lain, begitu pula berbeda cara untuk meraih kemenangan dengan lebih cepat. Dan cara yang saya pakai mungkin hanya berlaku untuk diri sendiri, namun tidak berlaku pada orang lain
2.
Sepasang Bidadari
Saya memiliki sepasang bidadari yang akan membuka pintu rezeki. Yang pertama adalah orang tua saya, dan yang kedua adalah istri (pasangan hidup) saya. Saya harus menyelaraskan doa-doa dan impian saya dengan kedua bidadari tersebut.
3. Golongan Kanan
Sebelumnya saya berpikir tidak ada yang ajaib di dunia ini, melalui bab ini saya diajarkan menjadi orang yang berpikiran bahwa sesuatu yang ajaiban itu mungkin, dengan apapun kondisi dan latar belakang kita. Seperti layaknya otak kanan yang imajinatif, spontan, emosional dan impulsif maka tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini jika Tuhan sudah berkehendak.
Saya memiliki sepasang bidadari yang akan membuka pintu rezeki. Yang pertama adalah orang tua saya, dan yang kedua adalah istri (pasangan hidup) saya. Saya harus menyelaraskan doa-doa dan impian saya dengan kedua bidadari tersebut.
3. Golongan Kanan
Sebelumnya saya berpikir tidak ada yang ajaib di dunia ini, melalui bab ini saya diajarkan menjadi orang yang berpikiran bahwa sesuatu yang ajaiban itu mungkin, dengan apapun kondisi dan latar belakang kita. Seperti layaknya otak kanan yang imajinatif, spontan, emosional dan impulsif maka tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini jika Tuhan sudah berkehendak.
4. Simpul Perdagangan
Dalam bab ini disebutkan untuk menjadi kaya seperti para Nabi bisa dengan menjadi raja, menjadi mentri atau dengan menjadi pedagang. Trus cara manakah yang paling masuk akal untuk mendapatkan kekayaan? Benar, menjadi pedagang, cara inilah yang paling masuk akal bagi seluruh umat manusia di sepanjang zaman. Hmm.. bahkan Nabi Muhammad bisa kaya dengan ilmu perdagangan. Ternyata ada keajaiban besar di balik perdagangan.
karena tidak mungkin jadi raja |
5. Perisai Langit
Prisai langit ini terdiri dari 5 sudut, yaitu: pemberian, perkataan, sikap, doa dan perbuatan. Sebelumnya saya berpendapat pemberian (sedekah) itu harus iklas dan tanpa pamrih. Dijelaskan betapa hebatnya sedekah ini, bahkan sedekah itu nggak harus ikhlas. Ikhlas akan datang sendiri jika kita sudah bisa rutin melakukan sedekah. Sedekah ternyata boleh pamrih, bahkan harus pamrih, asal pamrihnya kepada Tuhan.
Perisai Langit |
6. Pembeda Abadi
Pada awalnya saya menganggap diri ini adalah manusia yang biasa-biasa saja, yang terlahir tanpa kelebihan khusus, ternyata sikap saya ini sikap yang menghina Yang Maha Pencipta. Dalam bab ini dianjurkan agar saya segera menemukan bakat, minat dan penguasaan saya pada suatu bidang untuk segera menemukan keunikan atau pembeda abadi saya dengan orang lain. Jika sudah ditemukan maka segera kunci pembeda abadi itu, lalu perhatikan apa yang terjadi.. J
7. Pelangi Ikhtiar
Terdiri dari tujuh bias yaitu : impian, tindakan, kecepatan, keyakinan, pembelajaran, kepeercayaan dan keihlasan.
Banyak sekali pengertian baru
yang saya dapat dari buku ini, yang menjawab keraguan-keraguan saya sebelumnya.
Seperti sikap menyalahkan orang lain terhadap lemahnya kehidupan saya,
miskinnya saya sekarang karena pejabat yang korupsi, pemimpin yang tidak tegas,
keluarga yang tidak mendukung. Padahal semua itu tidak ada hubungannya dengan
rejeki saya. Padahal saya sendiri yang tidak memantaskan diri.
Yang menarik dalam buku ini
saya diajarkan tentang otak kanan. Apa itu otak kanan?
Pusat pikiran manuasia
terletak di otak, bukan di dengkul atau di jantung. hehee.. kalo ini dari SD
saya juga sudah tau. Namun apabila otak itu ada otak kanan dan otak kiri, hmm…
kayaknya pernah denger dehh. Ternyata sejak tahun 1930-an pakar-pakar meyakini
bahwa otak kiri adalah otak rasional, sementara otak kanan adalah otak
emosional. Hasil penelitian juga
mengatakan otak kanan membuat kita lebih bersemangat, lebih supel, cerdas emosi
dan bahkan awet muda. Dengan otak kanan kita melakukan sesuatu karena panggilan
jiwa, bukan panggilan kerja. Sepenuh hati bukan sepenuh gaji. Jadi bila ingin
melatih otak kanan, maka kita harus melakukan sesuatu yang kita cintai.
Tragisnya, pendidikan
konvensional saya dari SD sampai Universitas terlalu banyak memanjakan otak
kiri. Sehingga mayoritas orang menjadi golongan kiri, cuma segelintir orang
yang menjadi golongan kanan. Repotnya, pola pikir si minoritas ini jelas-jelas
tidak sejalan dengan pola pikir si mayoritas. Si minoritas cenderung kreatif,
imajinatif, spontan dan tidak urut (acak). Ujung-ujungnya si minoritas dicap
sinting oleh si mayoritas.
Pantas bila Albert Einstein
bersikukuh ‘Imajinasi itu lebih utama daripada ilmu pengetahuan’. Imajinasi =
kanan, ilmu pengetahuan = kiri. Jadi kanan itu lebih utama daripada kiri.
Sembuh cara kiri |
Berobat cara otak kanan.
Bila ingin sembuh dari sakit
dengan cara kiri caranya adalah dengan cara berobat atau ke dokter. Tapi
penulis dan orang-orang disekitarnya memperkenalkan sembuh cara kanan, caranya:
-
jangan terlalu
dipikirkan, bila mau sehat, sebutlah kata sehat dan bayangkan kondisi sehat
itu. Dengan berkata, bersikap dan bertindak layaknya orang sehat. Dengan kata
lain berpura-pura sehat sampai benar-benar sehat. Contohnya bila ada yang
menanyakan kabar, saya harus jawab : “Puji Tuhan saya sehat walapiat”. Jangan
malah mengeluh-ngeluh : “Waduh badan lemes, hidung mampet, kepala berat”.
Ternyata dengan mengeluh tanpa disadari otak akan merekam keluhan itu dan
menguatkannya. (hukum ketertarikan
)
-
Hindari mendengar
lagu-lagu cengeng, atau menonton sinetron cengeng. Karena akan melemahkan otak
dan tubuh. (sinetron atau kartun)
-
Syukuri sakit
tersebut, hmm.. aneh ya? untuk lebih jelas silahkan baca bukunya.. hehee
hukum ketertarikan (LOA) |