Rabu, 08 Februari 2012

Video penganiayaan di Bali

Sebagai masyarakat Bali yang bangga menjadi orang Bali, yang katanya berbudaya santun dan cinta damai, sy merasa sangat terpukul membaca berita di media masa ini, semoga kita semua dapat mengambil pelajaran dari kejadian ini.

Salah satu adegan dalam video penganiayaan di Bali


Timbul pertanyaan dalam hati, apa sebetulnya yang terjadi disekitar saya? sempat ada rasa ingin ikut menghakimi dan ikut menghujat perilaku anak-anak ini seperti yang dilakukan banyak teman-teman di jejaring sosial. kemudian saya berpikir itu tidak akan menyelesaikan masalah,  bukan itu solusi bagi masalah ini. Tayangan tersebut membuat hati ini bertanya betulkah ini semua salah anak-anak itu? tidakkah ada peran orang tua, peran lingkungan dan peran saya sendiri sebagai kakak dari adik-adik saya dirumah?

hmm... Banyak sekali orang tua yg sibuk sekali bekerja, sehingga pendidikan anak dititipkan pada orang lain, ke gurunya disekolah, ke guru les, ke pembantu, atau ke TV yg dibiarkan menyala terus, sehingga anak tidak lagi merepotkan. Padahal kasih sayang itu dididikkan, bukan kualitas yang dibawa sejak lahir. seperti yang penah saya tulis disini.

Teringat dahulu waktu saya kecil, bila saya jatuh Ibu selalu memukul lantai, bila saya terbentur meja Ibu  memukul meja, Ibu bilang "meja ini nakal" sehingga saya berhenti menangis.. hehee
Tanpa disadari kebiasaan seperti itu membuat saya lemah sekarang, sehingga tidak lagi melihat diri sendiri bertanggung jawab atas kebaikan sendiri tapi menyalahkan lantai, menyalahkan presiden, menyalahkan pemerintah, menyalahkan atasan, menyalahkan perusahaan tempat saya bekerja, menyalahkan perilaku anak ABG ini yang katanya mencoreng Bali, menyalahkan semua kecuali diri saya sendiri.

Pernah saya sampaikan nasehat jangan memukul lantai ini kepada seorang Ibu, kalau kebiasaan itu tidak baik, namun dibantah dengan alasan kasihan anak menangis, dengan melakukan itu anaknya pasti berhenti menangis. Sadar akan diri yang belum punya anak dan belum punya pengalaman mengasuh anak, saya memilih diam, dalam hati saya berpikir orang tua yg takut karena anaknya menangis kalau dilarang, harus siap-siap menangis oleh sikap buruk anak-anaknya seumur hidup. Tapi biarlah, tugas saya adalah menyampaikan, dia mau berubah atau tidak bukan wewenang saya.

Saya sempat heran bagaimana orang tua yg terdidik membiarkan anak-anak tumbuh sebagaimana maunya?  padahal anak kecil tidak tau yg baik. Anak-anak itu butuh pahlawan, semoga kita bisa menjadi pribadi yg berdiri sebagai pahlawan bagi anak-anak, dan cara terbaik jadi pahlawan bagi anak kecil adalah berlutut dan memberitahu dia kita menyayanginya.

Ada seorang sahabat yang mengingatkan saya bahwa anak itu adalah cermin perilaku orang tuanya, tanpa sadar orang tua mengajarkan kekerasan kepada anaknya dengan cara bertengkar dan berkata kasar dihadapan anak yang masih belum tau mana yang baik dan mana yang tidak baik. Melarang anaknya merokok sementara orang tuanya sendiri merokok. menyuruh anaknya belajar sementara mereka sendiri tidak pernah belajar lagi.
Anak itu akibat, bukan sebab. Karena orang tua mengijinkan yang tidak baik untuk dilakukan,  anak jadi terbiasa melakukan yang tidak baik. Jadi bila ada orang tua yang marah melihat ketidak baikan anaknya seharusnya mengecek apa yang telah mereka didikkan selama ini.

-------------------------------------------------------------


Bagi yang sudah menonton video penganiayaan tersebut, telah beredar pula video pelecehan yang lebih parah lagi. Berikut saya beri link nya : http://www.twitvid.com/K0HXB


Salah satu adegan dalam video penganiayaan versi-2

--------------------------------------

Semoga bermanfaat... 

Stop kekerasan pada anak....!!!!!