|
I Gusti Ayu Putu Yuni Diantari |
Seorang sahabat baik saya I Gusti Ayu Putu Yuni Diantari biasa dipanggil Gex Ipien (kok bisa ya… ga nyambung..hehe). Seorang mahasiswa perawat asal Bali yang sedang sekolah di STIKES BETHESDA YOGYAKARTA yang saya kenal melalui jejaring sosial facebook. Kemudian kami sering ngobrol via BBM.
Sangat tidak menyangka gadis manis ini adalah seseorang yang mempunyai keinginan sangat kuat, awalnya saya sama sekali tidak menyangka dia akan berani main kerumah. Dan ternyata saya salah besar, saat liburannya kalo ga salah sekitar tgl 20 Juli 2011 Gex Ipien kabari saya kalo dia akan maen kerumah. Awalnya dia janji datang sore sebelum jam 5, tapi karena bus yang dia tumpangi terlambat saya anggap dia ga jadi datang. Jam sudah menunjukkan pukul 19.00 di kampung saya udah gelap dan sepi pada jam ini, tiba2 ada pesan BBM dari Gex Ipien yang bunyinya “Pak saya sudah berangkat kerumah bapak” whatt??? Malem2 begini? Dia sendiri? Dia ga tau jalan? OMG nekat sekali anak ini…
Kejadian ini membuat saya sangat kaget, kemudian saya kasi tau istri yang kebetulan lagi dijalan raya mau belanja untuk menjemputnya karena rumah kami masuk ke pedalaman. Dan ternyata benar, istri saya pulang diikuti oleh seorang gadis cantik dan manis. Ya ampunn… Gex Ipien yang sering saya ajak ngobrol di dunia maya akhirnya ada nyata di depan mata saya. Awalnya agak grogi, tapi lama2 gadis ini asik juga diajak ngobrol.
|
Baru sampai |
|
Bantuin Ibu dan Istri tercinta |
Setelah kejadian itu kami makin sering komunikasi, sampai saat saya menulis blog ini adalah juga terinspirasi dari Gex Ipien yang memberi masukan supaya saya menulis tentang “Logika Ikhlas” yang pernah kami tonton di acara MTGW. Sangat mulia harapannya, Gex Ipien ingin blog saya ini bermanfaat bagi yang baca.. terimakasih banyak ya Gex.
Semoga Gex Ipien membaca ini:
Baru saya sadari, ternyata hati ini mempunyai logika sendiri, logika yang sangat berbeda dengan logika pikiran. Logika ikhlas menjadikan hati menjadi pribadi yang ikhlas, meskipun hati sedang menjadi pelabuhan yang sangat sulit meng-ikhlas-kan.
Mengunci pintu adalah prilaku orang yang tidak ikhlas kehilangan; tetapi jika barang kita tetap hilang, maka tidak ada pilihan lain selain ikhlas.
Ini sebuah contoh Ikhlas dalam pemikiran kita sehari-hari. Yang harus diperhatikan, jangan ikhlas sebelum terjadi, ikhlas-lah setelah terjadi.
Ikhlas itu akan selalu ada, karena akan selalu ada masalah. Selama kita tumbuh menjadi pribadi yang lebih besar, pasti kita diharuskan ikhlas, karena untuk tumbuh menjadi pribadi yang besar, Tuhan akan memberikan masalah. Dan masalah adalah anak tangga menuju kebesaran pribadi dan juga sebuah anugrah yang tidak kita sukai rasanya.
Mengapa sebagian dari kita memilih kehidupan dimasa lalu? yang tidak ada yang bisa dilakukannya untuk memperbaiki kesalahan?. Mengapa kita tidak memulai kehidupan yang belum terjadi?, yaitu hari ini?. Bukankah betapapun buruk, nista dan kelamnya masa lalu, masa depan kita masih suci?
Lalu menjadikan hari ini ingatannya indah. Karena orang yang perilakunya sama dengan kemarin, menjadikan hari ini ingatannya buruk bagi besok.
Banyak orang sedang membangun ingatan buruk bagi besok, karena tidak menggunakan logika ikhlas dengan baik.
Ikhlas itu tidak lemah, ikhlas itu tegas, ikhlas itu bukan karena tidak ada masalah, ikhlas itu bukan karena masalahnya kecil, orang yang hebat itu meng-ikhlas-kan diri diatas masalah2 yang besar. Dia tetap memilih gagah, bersikap sebaik-baiknya; diatas seburuk-buruknya masalah, karena dia sadar Tuhan memuliakan orang – yang memuliakan dirinya.
Saya sering merasa diri sebagai korban, namun faktanya adalah kita itu korban atau bukan, itu tidak masalah – asal tidak berbicara menggunakan bahasa korban. Bahasa korban itu membuat kita merasa tidak berhak menjadi pribadi yang kuat.
Jadi mulai sekarang, gunakanlah bahasa orang yang lebih mandiri. Orang yang berani bertindak dengan ikhlas menerima kemungkinan gagal, akan lebih sering berhasil daripada orang yang melihat dirinya sebagai korban.
Jangan pernah meratap dan mengasihani diri sendiri, karena diri sendiri sangat mendengar yang dikatakan oleh diri sendiri. Jangan anda haruskan bahwa senyum wajah anda itu selalu berasal dari hati anda yang juga senyum. Biarkan hati anda masih marah, kecewa atau sedih; asal wajah anda tetap senyum; nantinya hati itu akan mengikuti wajah anda. Maka ubahlah perilaku luar, supaya yang dalam mengikuti.
Ikhlas itu termasuk menerima; bahwa kita tidak mungkin 100% benar, seperti orang lain tidak mungkin 100% salah. Sehingga kalau kita dikhianati, tambahkan satu kata jadi “MERASA DIKHIANATI”.
Sehingga dikhianatinya belum tentu. Karena mungkin kita mempunyai alasan untuk ditinggalkan. Kita memberikan alasan pasangan kita untuk melihat wanita/pria lain yang lebih menarik daripada kita.
Kalau kita ikhlas justru melihat cara-cara yang harus diperbaiki.
Kalau mau hidup bebas, menyanyilah seperti tidak ada yang mendengar; menarilah seperti tidak ada yang melihat; dan mencintailah seperti anda tidak akan terluka.
Maka hiduplah dengan bebas, karena kalau semua burung yang menyanyi dihutan itu hanya yang suaranya baik; hutan itu akan sepi.
Maka menyanyilah, menarilah dan mencintailah seperti anda tidak akan terluka.
Lebih banyak orang gagal karena kelebihan yang tidak digunakannya; daripada orang yang memiliki banyak kekurangan, tapi bisa berfokus pada yang bisa dikerjakannya; orang ini adalah orang ikhlas dan yang dicintai Tuhan. Karena orang yang menggunakan yang sudah ada padanya, melakukan yang bisa dilakukannya, itu orang yang bersyukur.
Kita itu dihormati karena mensyukuri yang bisa kita lakukan; lalu menumbuhkannya menjadi kelebihan, yang mengindahkan kehidupan orang lain. Maka syukuri kelebihan, dan cara mensyukuri kelebihan adalah melakukan yang bisa dilakukan. Karena dari situlah tumbuh kualitas2 yang aslinya diilhamkan oleh Tuhan dalam kelahiran kita, supaya kita menjadi insan yang bermanfaat bagi sesama.
Hati itu mempunyai kemampuan menyembuhkan yang hebat sekali. Maka jangan remehkan hati; jangan sampai hanya karena omongan kecil seseorang, akan merusak kehidupan anda; hati ini sangat besar sekali. Dan gunakanlah kemampuan hati yang paling hebat, yaitu kemampuan melupakan. Kalau kita ingat semua penghinaan yang kita terima, kita tidak akan bisa hidup hari ini. Mengapa tidak kita gunakan kualitas hebat dari hati ini untuk melupakan. Kalau mau melupakan yang buruk, berfokuslah kepada yang baik.
Orang yang sangat mencintai, tidak mungkin tidak cemburu. Karena cinta itu harus memiliki, orang yang mengatakan “cintai itu tidak harus memiliki” itu orang prustasi. Tidak mungkin anda bisa mengelola cemburu itu tanpa logika. Orang cemburu akan kehilangan rasa percaya diri, ia menganggap dirinya rendah, dan orang lain akan mengambil kekasih kita. Jadi orang yang sedang cemburu, ia harus sadar bahwa dia sedang kehilangan rasa percaya diri. Orang yang mau mengobati rasa cemburunya, harus mengobati rasa percaya dirinya.
Jika anda mengatakan bahwa anda ikhlas, itu tanda bahwa anda belum ikhlas. Orang ikhlas itu akan lupa kebaikan yang dilakukannya, karena dia terlalu sibuk dengan melakukan kebaikan lainnya. Ikhlas itu menerima keadaan dengan satu hukum. Ikhlas adalah menerima Tuhan dengan seluruh kebenarannya.
Orang yang menggunakan keikhlasannya yang tidak berdasar pada penerimaan Tuhan beserta seluruh kebenarannya; ikhlas-nya karangan yang gampang rusak, yang sangat tipis dan sementara; yang angin paling lebut-pun
akan mematikan api semangatnya. Tetapi orang yang paling mengerti bahwa menerima keikhlasan adalah menerima Tuhan beserta seluruh kebenarannya; bahwa yang melakukan baik dapat kebaikan, mendo’akan baik dapat kebaikan, membalas kejelekan membuat kita sama jahatnya dengan orang yang menjahati kita, tetapi memaafkannya menajdikan kita lebih anggun. Semua ini adalah kebenaran, dalam penerimaan kita atas kebenaran Tuhan. Jadi orang yang beragama, harusnya mudah sekali ikhlas; bayangkan indahnya orang yang beriman dan cerdas. Itu sebabnya orang yang berilmu, ditingkatkan derajatnya beberapa tingkat.
Banyak diantara kita saat ini sedang meratapi kekurangan2, iri melihat kelebihan orang lain. Bukankah menerima kekurangan adalah awal dari kelebihan. Orang yang menyiksa dirinya dengan kesadaran mengenai kelemahannya, adalah orang yang lemah. Tetapi begitu menerima dia lemah, itu sudah lebih kuat. Segera setelah menerima, bahwa sebagian dari diri kita adalah pelabuhan bagi kelemahan, ia
juga akan melihat kekuatan2, yang ada dalam dirinya. Sehingg orang yang melihat dirinya lemah, akan segera melihat kekuatan yang difokuskannya.
Kita menjadi kuat karena kita tampil lebih kuat dari aslinya. Itu bukan perilaku palsu; itulah perilaku kita yang mensyukuri yang telah ada, dan berusaha memantaskan diri bagi rahmat kekuatan yang lebih besar.
|
MTGW |
Mario Teguh Golden Ways, Minggu, 14 Agustus 2011.